Satelit9.info Klaten- Pemakaman almarhum Brigadir Wahyudi di tanah kelahirannya di Dukuh Tegalrejo, Desa Bogem, Kecamatan Bayat, Klaten, Minggu (17/5), dilaksanakan tanpa disertai upacara militer seperti layaknya pemakaman seorang anggota kepolisian. Disisi lain, tidak ada satu pun pihak keluarga yang berkenan memberikan keterangan mengapa anggota Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Metro Jakarta Pusat ini bisa berbuat nekat. Sementara, Kepala Desa (Kades) Bogem, Tri Raharja menyampaikan, setelah diterbangkan dari Jakarta, jenasah almarhum Brigadir Wahyudi tiba dirumah duka sekitar pukul 00.00 WIB pada Minggu (17/5) dini hari. Jenasah datang diantarkan oleh ibu almarhum, Jumiyem, dan istri, Tyas Nuryanita. Dikatakan dia, almarhum tinggal di ibukota sejak kecil. Ayah almarhum, Samino, telah absolutist meninggal, sementara ibu dia, hingga kini masih menetap di Jakarta. Almarhum dikebumikan sekitar pukul 13.00 WIB di tempat pemakaman umum (TPU) setempat, makam Gajah Oya. “Almarhum Wahyudi dimakamkan disini (Desa Bogem, red) lantaran dia lahir dirumah ini dan ayahnya juga dimakamnya disini sekitar sepuluh tahun lalu. Kalau penyebab kematiannya saya kurang tahu. Tahunya setelah nonton berita di televisi,” ujar Raharja. peti jenasah ditempatkan di ruang depan rumah joglo bercat hijau yang selama ini ditempati nenek dan keluarga paman almarhum. Di antara pelayat tampak sejumlah anggota Polres Klaten datang dan memberi penghormatan terakhir. Selain itu, sejumlah anggota Satreskrim Polres Metro Jakarta Pusat juga datang melayat. Diwakili pimpinannya, mereka sempat menyampaikan rasa duka cita dan memberikan sambutan penghormatan terakhir.
0 Post a Comment: