Satelit9.info Jakarta -Bobroknya tata kelola anak usaha PT Pertamina (Persero), yakni Pertamina Energy Trading Limited (Petral), rasanya sudah menjadi rahasia umum. Kebobrokan ini pun semakin dipertegas oleh mantan Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Migas Faisal Basri. Dia mengungkap bobroknya Petral sejak berdiri zaman Pemerintahan mantan Presiden Soeharto. Faisal menjelaskan, Petral mulanya bernama Perta Grup yang berdiri pada 1969 dan terdiri dari dua kelompok usaha, yakni dari Indonesia adalah Petra Oil Marketing Co Ltd dan Perta Oil Marketing Co yang didirikan di California, Amerika Serikat. Sedangkan Perta versi Indonesia berdiri di Bahama pada 1969, berbadan hukum Bahama dan mulai beroperasi pada 1972. "Sebenarnya dari awal ini sudah ketahuan cacat hukum, dan Petral ini permainan rezim yang memasukkan kroni dalam birokrasi pada 1972," tutur dia, saat Rapat Dengar Pendapat Umum dengan Komisi VII, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/5/2015) malam. Menurut dia, kroni-kroni ini tidak disebut mafia karena nama-nama (pemegang saham) jelas disebut dalam akte perusahaan. Inilah yang membedakan dengan mafia zaman sekarang. "Zaman Soeharto enggak disebut mafia, karena namanya ada, nama perusahaan terang benderang. Kalau sekarang enggak ada, saham 100 persen milik Pertamina tapi gerayangannya luar biasa," ucapnya. Faisal menambahkan, Soeharto lengser pada 1998 sehingga seluruh saham kroni-kroninya tersebut diakuisisi Pertamina. Lalu, sambung dia, berdirilah Pertamina Energy Services (PES), anak usaha Petral. "Kalau cerita ini harus panjang, enggak bisa sepilah-sepilah. Dan ini jadi bahan bancaan, sehingga (Petral) lebih baik diamputasi saja," pungkasnya.
0 Post a Comment: