Satelit9.info Jakarta - Presiden Jokowi mengumumkan sembilan nama anggota Pansel KPK. Semuanya adalah perempuan dari latar belakang yang beragam. Apa alasan Jokowi memilih sembilan perempuan tersebut? "Jadi kalau ketemunya semuanya perempuan ya kemudian pertanyaannya sama saja kalau ketemunya laki-laki semua," seloroh Mensesneg Pratikno usai mengantar Jokowi di Lanud Halim Perdanakusumah, Jaktim, Kamis (21/5/2015). Pratikno dan staf komunikasi Teten Masduki mendampingi Jokowi di Halim dalam pengumuman Pansel KPK. Pratikno mengatakan banyak pihak yang sudah memberikan masukan, hingga terkumpul 40-an nama. Kemudian Jokowi membaca satu persatu profil mereka. "Kemudian panjang sekali prosesnya dalam dua minggu terakhir akhirnya memutuskan nama-nama tersebut," imbuhnya. Menurut Pratikno, Jokowi berharap Pansel KPK memilih orang yang dapat membentuk institusi KPK yang berwibawa. Sejauh ini belum para anggota Pansel KPK itu belum bertemu dengan Jokowi. "Belum (ketemu langsung dengan presiden), cuma ditanya kesediaannya saja. Abis ini presiden langsung akan mengundang pansel itu untuk menegaskan semangat presiden dalam pembentukan KPK kedepan," tuturnya.Nama-nama tersebut diumumkan Jokowi di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (21/5/2015), sesaat sebelum dirinya bertolak ke Malang, Jawa Timur untuk melakukan kunjungan kerja. "Pagi ini saya ingin menyampaikan nama Pansel KPK. Saya ingin menekankan komitmen saya pada pemberantasan korupsi. Semua berkepentingan melawan korupsi, untuk rakyat Indonesia. Indonesia bisa bangkit jadi bangsa yang besar kalau kita bebas, kalau kita bebas korupsi," kata Jokowi. Berikut 9 perempuan dan profilnya yang ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Pansel Pimpinan KPK: Pertama, Destry Damayanti, M.Sc. Perempuan ini adalah ahli ekonomi, keuangan dan moneter. Destry juga saat ini menjabat sebagai Chief Executive Director. Destry didaulat Jokowi sebagai Ketua Pansel yang merangkap anggota. Kedua, Dr Enny Nurbaningsih, SH. Perempuan ini dikenal sebagai pakar hukum tata negara. Beliau juga merupakan Ketua Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN). Enny ditugaskan menjadi Wakil Ketua sekaligus merangkap anggota Pansel KPK. Ketiga, Prof. Dr. Harkristuti Haskrisnowo, SH, LLM. Beliau adalah pakar hukum pidana dan HAM. Prof ini juga merupakan Ketua Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kemenkumham. Harkristuti didapuk sebagai anggota Pansel KPK. Keempat, Ir. Betti S Alisjabana, MBA. Perempuan ini adalah ahli IT dan manajemen. Beliau juga pernah menjabat sebagai Presiden Direktur IBM pada tahun 2000. Betti bertugas sebagai anggota Pansel KPK.Kelima, Dr. Yenti Garnasih, SH, MH, yang berlatar belakang pakar hukum pidana ekonomi dan pencucian uang. Perempuan bergelar Doktor ini juga bertugas sebagai dosen hukum pidana di Universitas Trisakti. Yenti didaulat Jokowi sebagai anggota Pansel KPK. Keenam, Supra Wimbarti, M.SC, Ph.D. Perempuan ini merupakan ahli psikologi SDM dan pendidikan. Dia juga merupakan Dekan Fakultas Psikologi UGM. Supra bertugas sebagai anggota Pansel KPK. Ketujuh, Natalia Subagyo, M.Sc. Perempuan ini seorang ahli tata kelola pemerintahan dan reformasi birokrasi. Dia juga pernah menjabat sebagai anggota Tim 9 PSSI. Natalia didaulat sebagai anggota Pansel KPK. Kedelapan, Dr. Diani Sadiawati, SH, LLM. Beliau adalah ahli hukum. Dia juga menjabat sebagai Direktur Analisa Peraturan Perundang-undangan Bappenas. Jokowi menempatkan Diani sebagai anggota Pansel KPK. Kesembilan, Meuthia Ganie Rochman, Ph.D. Perempuan ini adalah ahli sosiologi korupsi dan modal sosial, yang merupakan dosen Fisip Universitas Indonesia. Jokowi menugaskan Meuthia sebagai anggota Pansel KPK. "Saya berharap Panitia Seleksi KPK segera bekerja untuk menyeleksi dan menentukan nama calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi yang selanjutnya diserahkan pada Presiden," harap Jokowi.
0 Post a Comment: