Wednesday, July 22, 2015

6 Korban Penembakan Peristiwa Tolikara Dijenguk Bupati dan Pangdam

6 Korban Penembakan Peristiwa Tolikara Dijenguk Bupati dan Pangdam

Satelit9.info Tolikara - Bupati Tolikara Usman G Wanimbo dan Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G Siahaan mengunjungi korban penembakan saat penyerangan di Tolikara. Ada 6 korban yang masih dirawat di RSUD Dok II. Kunjungan Bupati dan Pangdam pada Rabu (22/7/2015) malam itu juga diikuti oleh pimpinan dan anggota DPRD Tolikara. Mereka memberikan penguatan kepada para korban sekaligus menyerahkan bantuan berupa uang kepada masing-masing korban untuk meringankan beban biaya rumah sakit. "Kami datang ke Rumah Sakit untuk melihat langsung kondisi korban yang luka tembak. Kami melihat mereka sudah mulai membaik dan berharap mereka segera sembuh dan bisa melakukan aktifitas seperti biasanya," kata Bupati Usman usai melakukan kunjungan di RSUD Dok II Jayapura. Bupati Usman menyatakan bahwa seluruh pengobatan korban penembakan dibiayai oleh Pemeritah Daerah Kabupaten Tolikara, pihak gereja GIDI dan sebagian ditanggung oleh para korban. Dia juga memohon maaf karena baru sempat menjenguk para korban. "Kami meminta maaf kepada korban yang masih dirawat di rumah sakit, karena baru hari kelima mengunjunginya. Ini dikarenakan banyaknya kunjungan dari para menteri dan pihak terkait pasca insiden Tolikara," ucapnya. Usman mengemukakan, ada dua hal penting dalam insiden Tolikara, yakni korban penembakan dan korban kebakaran. Untuk upaya rekonsiliasi, pemerintah daerah telah mengambil langkah membuat tim bencana sosial yang melibatkan DPRD, TNI/Polri, gereja dan masyaraat setempat untuk bersama menangani pemulihan insiden ini. Keenam korban penembakan yang masih dirawat di RSUD Dok II Jayapura adalah Yulianus Lambe (28 tahun), Amaten Wenda (31 tahun), Perenus Wanimbo (28 tahun), Erendinus Jikwa (21 tahun), Kertas Kogoya (30 tahun) dan Galibuli Jikwa (50 tahun). Hari ini ada tiga korban yang telah dioperasi yakni Perenus Wanimbo yang terkena peluru di bagian paha, Keratus Kogoya yang terkena peluru di bagian tangan dan Yulianus Lambe terkena dibagian paha. Sementara itu, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Fransen G Siahaan mengatakan, penanganan pasca peristiwa di Kabupaten Tolikara, TNI tentunya punya kebijakan untuk membantu pemerintah daerah setempat. "Pasca kejadian itu kami dari TNI langsung melakukan koordinasi dengan pihak Pemerintah daerah, pihak Gereja GIDI, maupun dari umat Muslim, sekaligus mengkonfirmasi peristiwa kejadian itu. Kebijakan awal yang dilakukan adalah Bupati telah meminta maaf kepada semua komponen masyarakat, khusus masyarakat muslim yang korban," ujar Fransen. Untuk para korban, kata Pangdam Fransen, Bupati menyatakan siap membantu tempat kios yang terbakar maupun Mushola di daerah itu. "Nah, kebijakan yang kami lakukan dari TNI telah mengerahkan kekuatan personil sebanyak 120 diantaranya, 60 personil dari Kabupaten Tolikara dan 60 personil dari Jayawijaya," tambahnya. Personil yang diturunkan ini dalam rangka rekonsiliasi dan rekonstruksi. Rekonstruksi yang dilakukan adalah langkah-langkah yang diambil untuk mengerahkan kekuatan TNI dari Wamena dalam rangka membantu personil yang ada di Kabupaten Tolikara. Untuk pembangunan Mushola, kata Pangdam Fransen, akan dibangun sementara di halaman Koramil. Sebab tanah kepemilikan lokasi kebakaran saat ini masih belum jelas. "Apakah milik masyarakat lain ataukah milik Gereja, sehingga sementara dibangun di depan Koramil," jelasnya. Pada kesempatan itu juga, ia menyatakan bahwa berdasarkan pembangunan Rumah Kios di Kantor Bupati Lama oleh Pemerintah daerah, maka pihaknya siap membantu pembangunan tersebut. "Pembanguna ini mendapat perhatian dari Presiden. Bahkan akan membantu sebesar Rp 1 miliar kepada Kodam untuk menambah membangun rumah kios tersebut. Kios itu nanti ada bagi masyarakat asli dan juga bagi masyarakat pendatang," ujarnya. Sementara itu, Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dok II Jayapura, Yeremiah Msen mengungkapkan bahwa 5 orang pasien penembakan insiden Tolikara mengalami luka serpihan peluru. Dari tiga korban yang telah dioperasi hari ini, rata-rata serpihan peluru yang mengenai tangan dan kaki korban adalah peluru pantul, bukan yang ditembakkan langsung. "Kami baru bisa mengoperasi 3 orang pasien hari ini karena kami kesulitan melihat serpihan-serpihan peluru yang menyebar dibagian tangan atau kaki yang terkena rekoset peluru. Perlu radiologi yang pasti. Besok kami harapkan operasi telah selesai untuk tiga pasien berikutnya," kata Yerry Msen. Semua korban serpihan yang terdapat di tubuh korban berasal dari pantulan peluru, yang sebelumnya mengenai benda lain terlebih dahulu dan memantul, sehingga mengenai tubuh korban. Msen menyebutkan ada salah satu korban yang peluru masih bersarang ditangannya dan besok direncanakan akan dioperasi.

0 Post a Comment: