Friday, July 24, 2015

BNPB: Pusat Gempa 5,7 SR Ciamis Bukan di Pertemuan Lempeng

BNPB: Pusat Gempa 5,7 SR Ciamis Bukan di Pertemuan Lempeng

Satelit9.info Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan pusat gempa 5,7 SR bukan berada di jalur subduksi atau pertemuan lempeng Hindia Australia dan lempeng Eurasia, tetapi berada di sisi dalam lempeng Eurasia. Hal itu dikemukakan Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam siaran pers, Sabtu pagi(25/7). Seperti diketahui, gempa berkekuatan 5,7 SR terjadi di 111 km tenggara Ciamis, Jawa Barat, atau 115 km tenggara Cilacap, Jawa Tengah, Sabtu (25/7), sekitar pukul 04.44 WIB. Gempa itu tidak berpotensi tsunami. Posko BNPB sudah mengonfirmasikan dampak gempa ke beberapa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Gempa dirasakan lemah, sedang hingga kuat oleh masyarakat di beberapa daerah di Tasikmalaya, Kota Ciamis, Cilacap, Kebumen, Purworejo, Purbalingga, Kota Yogyakarta, Gunungkidul, Bantul, Prambanan Klaten, Solo, Magelang, Wonogiri, Pacitan, dan Ponorogo. Gempa terasa kuat sekitar 10-15 detik di Tasikmalaya, Cilacap, Purbalingga, Kebumen, Gunungkidul dengan guncangan yang meliuk-liuk. Sebagian masyarakat berhamburan ke luar rumah dan berteriak gempa. Belum ada laporan kerusakan bangunan dan korban jiwa akibat gempa tersebut. BPBD masih melakukan pemantauan di daerahnya. Wilayah selatan Pulau Jawa adalah daerah rawan gempa dan tsunami. Aktifnya jalur subduksi tersebut bergerak rata-rata 5-7 cm per tahun ke arah Timur Laut-Utara. Potensi gempa maksimum di Jawa Megathrust di selatan Jawa sekitar 8,1 - 8,2 SR. Dari Selat Sunda hingga Bali sepanjang jalur Jawa Megthrust tersebut, baru di selatan Pangandaran (gempa 7,8 SR pada 2006) dan di selatan Banyuwangi (gempa 7,8 SR pada 1994), yang terjadi gempa besar dan tsunami dalam kurun waktu 165 tahun terakhir. Daerah lainnya tidak ada catatan sejarah gempa besar dan dinyatakan sebagai seismic gap. Upaya kesiapsiagaan dan pengurangan risiko bencana di daerah selatan Jawa harus ditingkatkan terus menerus karena memang wilayah tersebut rawan gempa dan tsunami.

0 Post a Comment: